Transformasi Pertanian dan Industri Dimulai dari Bappeda: Investasi Tiongkok Disambut Gubernur Lampung

BANDARLAMPUNG -(deklarasinews.com)- Provinsi Lampung kembali menjadi sorotan dalam dunia investasi internasional. Pada Senin, 23 Juni 2025, Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Rapat Koordinasi bersama delegasi Apindo Lampung dan perwakilan Poly Group (Tiongkok) di Ruang Command Center Bappeda. Acara ini menjadi bagian dari tindak lanjut konkret pasca-penandatanganan MoU antara Apindo Lampung dan Poly Group di Shandong, Tiongkok.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, S.T., M.M., yang hadir secara langsung dalam pertemuan tersebut, menyampaikan komitmen kuat pemerintah provinsi dalam menyambut dan memfasilitasi investasi yang masuk.

“Kami membuka lebar pintu untuk investasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat dan kemajuan sektor riil. Poly Group membawa visi yang sejalan dengan arah pembangunan Lampung,” tegas Gubernur.

Dalam rapat tersebut, Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat. Ia menggarisbawahi bahwa investasi bukan hanya soal modal, tetapi juga soal keberlanjutan, transfer pengetahuan, dan penciptaan nilai tambah. “Kami ingin memastikan bahwa semua investasi yang masuk ke Lampung memiliki kepastian hukum dan kemanfaatan yang adil,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Apindo Lampung Ary Meizari menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan langkah krusial setelah MoU yang ditandatangani di Shandong, di mana Poly Group menunjukkan minat serius untuk membangun pertanian modern dan industri berbasis sumber daya lokal di Lampung. “Ini bukan janji kosong. Poly Group sudah menunjuk perwakilan resmi mereka untuk segera bekerja di lapangan,” kata Ary dalam sesi wawancara.

Poly Group melalui surat resminya telah mengangkat Wang Baoan dan Li Zhongyi (Leezy) sebagai perwakilan resmi di Indonesia. Keduanya akan memimpin negosiasi dan pelaksanaan proyek pembangunan lahan pertanian berstandar tinggi serta eksplorasi mineral di wilayah yang ditentukan oleh pemerintah. Surat penunjukan tersebut turut dibacakan dalam forum untuk memastikan transparansi dan keseriusan pihak investor.

Ary Meizari menjelaskan bahwa proyek ini mencakup pembukaan kawasan pertanian cerdas berbasis sensor dan satelit, serta eksplorasi kawasan industri berorientasi ekspor.

Ia menambahkan bahwa Apindo Lampung berkomitmen menjaga komunikasi antara investor dan regulator agar proses investasi berjalan mulus dan tidak terhambat oleh birokrasi yang tidak produktif.

Gubernur Rahmat menyambut positif pengangkatan perwakilan resmi tersebut. Ia menginstruksikan dinas terkait, termasuk Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Perizinan Terpadu, dan Dinas Penanaman Modal untuk memberikan layanan terbaik dan percepatan administrasi. “Kita tidak boleh lambat. Ketika ada niat baik dari investor, maka pemerintah harus bergerak lebih cepat,” ucapnya tegas.

Dalam pertemuan itu juga dibahas sejumlah wilayah yang berpotensi menjadi lokasi pengembangan proyek, mulai dari Lampung Tengah, Tulang Bawang, hingga Pesawaran. Pemerintah Provinsi akan mengawal proses survei lahan, analisis dampak lingkungan, serta pelibatan masyarakat lokal dalam proses implementasi.

Ary Meizari menegaskan kembali bahwa kerja sama ini akan mengintegrasikan teknologi, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. “Kami ingin Lampung jadi percontohan nasional dalam pengelolaan investasi yang efisien, adil, dan berdampak luas. Bukan hanya proyek bisnis, tapi proyek pembangunan,” ujarnya dengan penuh semangat.

Rapat koordinasi ini ditutup dengan kesepakatan pembentukan tim teknis lintas sektor yang akan bekerja dalam dua minggu ke depan. Tim tersebut bertugas menyiapkan rencana aksi awal, termasuk persiapan lahan dan pemetaan sumber daya. Semua pihak sepakat bahwa kehadiran Poly Group menjadi awal dari babak baru industrialisasi pertanian di Provinsi Lampung. (**)

Tinggalkan Balasan