BATANG -(deklarasinews.com)- Perjalanan spiritual para Biksu atau Biksu Thudong dari Thailand menuju Candi Borobudur kembali digelar untuk kedua kalinya diwilayah Kabupaten Batang. Sebanyak 38 Bhante turut merefleksikan ritual perjalanan suci untuk mencapai kebijaksanaan dengan rela berjalan kaki ribuan kilometer, yang merupakan bagian dari perayaan Waisak 2569 Buddhist Era (BE).
Saat memasuki wilayah Kabupaten Batang, ke-38 Bhante disambut oleh warga yang memang sengaja menunggu kedatangan mereka diperbatasan guna memberikan semangat serta motivasi. Anggota Kodim 0736/Batang dari Koramil jajaran juga turut andil dalam pengawalan selama perjalanan Para Biksu dari datang sampai meninggalkan wilayah Kabupaten Batang.
Saat melakukan istirahat di pendopo Kabupaten Batang, rombongan para Bhante juga disambut oleh Wakil Bupati Suyono bersama Forkopimda dan jajaran FKUB.
Suyono sangat mengapresiasi semangat para Bhante, yang konsisten dalam meneladani Sang Buddha, melalui perjalanan spiritual Thudong menuju Candi Borobudur. “Terima kasih para Bhante berkenan singgah di pendapa, sebagai teladan dalam bertoleransi yang baik untuk masyarakat Batang. Mari kita jaga kerukunan antar umat beragama dan umat manusia,” imbaunya.
Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Kesultanan Cirebon, Prabu Diaz yang mewakili para Bhante mengatakan, ritual Thudong memiliki makna spiritual yang tinggi derajatnya. “Semakin jauh perjalanan yang ditempuh, menandakan semakin teguh keyakinan mereka dalam menahan nafsu duniawi,” tegasnya.
Perjalanan spiritual Thudong di tahun 2023, merupakan untuk pertama kalinya melintas di jalur Pantura Batang. “Sekarang tahun kedua, dan akan mengagendakan tiap dua tahun sekali untuk menggelar ritual Thudong ke Candi Borobudur,” bebernya.
Kehadiran para Bhante dinantikan para umat Buddha di Batang, salah satunya dari Perwakilan Umat Buddha FKUB Batang, Murni Setyo Rahayu. Murni mengharapkan, kehadiran para Bhante membawa harapan bagi umat Buddha setempat memiliki Wihara sendiri. “Saat ini umat Buddha di Batang mencapai 99 orang, karena belum punya Wihara sendiri, ibadahnya masih menginduk di wihara Pekalongan. Pinginnya Wihara segera dibangun di Komplek KITB, agar umat Buddha makin nyaman beribadah,” tandasnya.