PALEMBANG -(deklarasinews.com)- Bahasa Inggris telah lama dikenal sebagai bahasa internasional, terutama dalam dunia bisnis, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Namun, satu bidang yang sangat mengandalkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris adalah industri penerbangan. Dalam konteks keselamatan penerbangan, penguasaan bahasa Inggris yang baik bukan hanya keuntungan, tetapi sebuah keharusan yang bisa menyelamatkan nyawa.
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi komunikasi internasional dalam penerbangan. Ini berarti bahwa pilot, pramugari, dan pengendali lalu lintas udara di seluruh dunia harus memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang memadai untuk memastikan kelancaran dan keamanan operasi penerbangan. Dari penanganan keadaan darurat hingga komunikasi rutin, bahasa Inggris memainkan peran vital dalam menjaga keselamatan penerbangan.
Sejarah penerbangan mencatat beberapa kecelakaan tragis yang disebabkan oleh kesalahan komunikasi. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah kecelakaan Tenerife tahun 1977, di mana dua pesawat bertabrakan di landasan pacu karena miskomunikasi antara pilot dan pengendali lalu lintas udara. Insiden ini menewaskan 583 orang dan menjadi pengingat betapa krusialnya komunikasi yang jelas dan tepat dalam penerbangan.
Di Indonesia Kecelakaan pesawat paling tragis dalam lima tahun terakhir terjadi pada 9 Januari 2021, melibatkan Sriwijaya Air Penerbangan SJ182. Pesawat Boeing 737-500 jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta menuju Pontianak, menewaskan seluruh 62 orang di dalamnya, termasuk 50 penumpang dan 12 awak pesawat.
Untuk menghindari kesalahan komunikasi yang berpotensi fatal, pelatihan bahasa Inggris bagi personel penerbangan harus ditingkatkan. Pelatihan ini harus mencakup:
- Terminologi Teknis:
Memahami istilah teknis yang digunakan dalam penerbangan.
Dalam dunia penerbangan, komunikasi yang jelas dan akurat adalah kunci keselamatan. Terminologi teknis adalah kumpulan istilah khusus yang digunakan dalam industri penerbangan untuk memastikan bahwa setiap anggota kru, dari pilot hingga pengendali lalu lintas udara, memiliki pemahaman yang sama tentang operasi, instruksi, dan situasi tertentu. Memahami dan menggunakan terminologi teknis dengan benar dapat menghindari kesalahpahaman yang berpotensi berbahaya.
Contoh Terminologi Teknis dalam Penerbangan
- Altitude (Ketinggian): Ketinggian pesawat di atas permukaan laut.
Contoh:
– Instruction: “Climb to an altitude of 10,000 feet.”
– Meaning: Pilot harus menaikkan ketinggian pesawat hingga mencapai 10.000 kaki di atas permukaan laut.
- Clearance (Izin): Izin resmi dari pengendali lalu lintas udara untuk melakukan tindakan tertentu.
Contoh:
– Instruction: “Cleared for takeoff.”
– Meaning: Pesawat memiliki izin untuk lepas landas.
- Komunikasi dalam Keadaan Darurat dan Simulasi dalam Penerbangan
2.1 .Komunikasi dalam Keadaan Darurat
Dalam industri penerbangan, komunikasi yang jelas dan cepat dalam situasi darurat adalah sangat penting. Keadaan darurat bisa muncul kapan saja dan dapat mencakup berbagai situasi seperti kegagalan mesin, kebakaran di dalam pesawat, kondisi medis penumpang, atau pembajakan. Latihan komunikasi dalam keadaan darurat melibatkan berbagai teknik dan skenario untuk memastikan bahwa pilot, awak kabin, dan pengendali lalu lintas udara dapat merespons secara efisien dan efektif.
2.1.1 Tujuan Utama Latihan Komunikasi dalam Keadaan Darurat:
- Memastikan Kejelasan: Pesan harus disampaikan dengan jelas tanpa ambiguitas.
- Mempercepat Respons: Waktu adalah faktor kritis; komunikasi harus memungkinkan tindakan cepat.
- Mengkoordinasikan Tindakan: Semua pihak yang terlibat harus memahami peran mereka dan bekerja sama dengan baik.
- Contoh Latihan Komunikasi dalam Keadaan Darurat:
Skenario: Kebakaran di Dalam Pesawat
Misalkan sebuah pesawat mengalami kebakaran di salah satu mesinnya saat terbang di ketinggian jelajah. Latihan komunikasi untuk skenario ini bisa melibatkan langkah-langkah berikut:
- Deteksi dan Pengumuman Kebakaran:
- Pilot: “Mayday, Mayday, Mayday, this is Flight ABC123. We have an engine fire on the left engine. Requesting immediate return to the nearest airport.”
- Pengendali Lalu Lintas Udara (ATC): “Roger, Flight ABC123, you are cleared for an emergency descent to 10,000 feet. Turn right heading 090 and proceed to [Nearest Airport]. Fire services are on standby.”
- Prosedur Darurat di Kokpit:
- Pilot: “Engine fire procedure, left engine. Throttle to idle, fuel shutoff valve closed, fire extinguisher activated.”
- Koordinasi dengan Awak Kabin:
- Pilot: “Cabin crew, this is the captain. We have a fire in the left engine. Prepare for emergency landing.”
- Awak Kabin: “Attention passengers, this is your chief flight attendant. We are experiencing a technical issue and will be landing shortly. Please remain calm and follow the crew’s instructions.”
- Informasi kepada Penumpang:
- Awak Kabin: “Please ensure your seatbelts are fastened, seats are in the upright position, and tray tables are stowed. Follow the instructions of the cabin crew.”
- Pengendalian Situasi di Darat:
- ATC ke Pemadam Kebakaran: “Emergency services, be advised, Flight ABC123 is making an emergency landing due to an engine fire. Estimated arrival in 10 minutes.”
Latihan ini akan diulang berkali-kali untuk memastikan setiap anggota kru mengetahui peran dan respons yang tepat dalam situasi kebakaran di pesawat.
2.2. Simulasi dalam Penerbangan
Simulasi adalah metode pelatihan yang menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras untuk menciptakan lingkungan penerbangan yang realistis. Simulasi ini memungkinkan kru penerbangan untuk melatih berbagai skenario, baik normal maupun darurat, tanpa risiko nyata.
Manfaat Simulasi:
- Lingkungan Aman untuk Berlatih: Mengurangi risiko yang terkait dengan pelatihan langsung.
- Pengalaman Praktis: Memberikan pengalaman nyata dalam situasi yang jarang terjadi.
- Evaluasi dan Umpan Balik: Memungkinkan evaluasi performa dan pemberian umpan balik yang konstruktif.
Simulasi ini akan mencakup penilaian dan diskusi setelah latihan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan memastikan kru dapat menangani situasi nyata dengan lebih baik. Latihan komunikasi dalam keadaan darurat dan simulasi adalah dua elemen penting dalam pelatihan penerbangan. Latihan komunikasi membantu memastikan bahwa kru penerbangan dapat merespons dengan cepat dan tepat dalam situasi darurat, sement
Institusi pendidikan dan pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan kompetensi bahasa Inggris di kalangan personel penerbangan. Kurikulum yang fokus pada bahasa Inggris penerbangan harus dikembangkan dan diterapkan di sekolah-sekolah penerbangan. Pemerintah juga perlu memberikan dukungan dalam bentuk regulasi dan pendanaan untuk program pelatihan bahasa Inggris.
Pengembangan kurikulum bahasa Inggris penerbangan harus melibatkan para ahli dari bidang pendidikan, linguistik, dan penerbangan. Kurikulum ini harus mencakup: (a) Materi Ajar yang relevan yaitu materi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri penerbangan.(b) Pendekatan Interaktif yaitu metode pengajaran yang interaktif dan berbasis situasi nyata. (c) Evaluasi Berkala yaitu penilaian berkala untuk memastikan bahwa personel penerbangan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai.
Keselamatan penerbangan adalah prioritas utama, dan bahasa Inggris memainkan peran yang tidak tergantikan dalam menjaga keamanan dan kelancaran operasi penerbangan. Dengan pelatihan yang tepat, dukungan dari institusi pendidikan, dan regulasi pemerintah yang memadai, kita dapat memastikan bahwa personel penerbangan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang diperlukan untuk menghindari kesalahan komunikasi yang berpotensi fatal. Peningkatan kompetensi bahasa Inggris dalam industri penerbangan bukan hanya soal kepatuhan terhadap standar internasional, tetapi juga tentang menyelamatkan nyawa.
Dengan menyadari pentingnya bahasa Inggris dalam keselamatan penerbangan, kita dapat bersama-sama bekerja untuk menciptakan lingkungan penerbangan yang lebih aman dan terpercaya. Mari kita dukung upaya peningkatan kompetensi bahasa Inggris di kalangan personel penerbangan demi masa depan yang lebih baik.
Oleh: Fitri Masito, S.Pd., MS.ASM
(Dosen Politeknik Penerbangan Palembang)