PAPUA -(deklarasinews.com)- Reformasi kepengurusan, revitalisasi program kerja, serta penyempurnaan tata-kelola administrasi, manajemen dan organisasi, menjadi landasan pelaksanaan pengawasan bagi Pengurus Daerah Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PD PGSI) Provinsi Papua.
Hal tersebut disampaikan dalam merespon telah dikukuhkannya dua DPC Pengcab Gulat di Dua Kabupaten yakni Kabupaten Merauke dan Kabupaten Biak Numfor.
Ketua PD Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Provinsi Papua Yopi Murib, SE. MM menyampaikan bahwa, dengan disahkannya dua kepengurusan Pengcab Gulat Tingkat Kabupaten yang kemudian memiliki beban kerja sebagaimana amanat anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dan juga terkait kebutuhan kebangkitan prestasi olahraga Gulat di Provinsi Papua yang dalam satu dekade ini mengalami kemerosotan prestasi.
Yopi Murib mengatakan dirinya optimis dari langkah konsolidasi organisasi PGSI yang saat ini dirinya dan Tim PGSI Papua lakukan niscaya akan menghasilkan kebagkitan prestasi Gulat Papua di Indonesia dan Dunia. Pria yang kesehariannya menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara dilingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Papua sebagai kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat kampung dan Orang Asli Papua tersebut menyatakan kerinduan dirinya menjadikan Gulat Papua untuk kembali kepada masa kejayaannya, dari dua Pengcab Gulat baik di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Biak Numfor yang telah dilantik tersebut, dirinya memerintahkan pengurus PGSI Papua untuk segera melakukan konsolidasi organisasi ke beberapa daerah sasaran lainnya diantaranya, Kabupaten jayawijaya, kabupaten Nabire, Kabupaten kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen, Kabupaten Timika dan kabupaten Paniai, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten yang harus diselesaikan dalam beberapa waktu kedepan, sebab salah satu syarat cabor yang terlibat pada PON nanti minimal memiliki kepengurusan tingkat Kabupaten/Kota sebanyak 7 pengcab, kemudian akan disusul dengan kabupaten lainnya sampai total 29 kabupaten/kota di provinsi Papua.
Yopi Murib juga menyampaikan agenda terdekat PGSI Papua adalah PON Papua nanti, namun dirinya juga berpesan bahwa PON bukan menjadi satu-satunya target PGSI Papua, namun kebangkitan Prestasi Gulat Papua di masa berikutnya juga menjadi perhatian dirinya.
Rencana pengiriman para atlet untuk terjun didalam kejuaraan Gulat dunia di Italia telah berada di dalam tahapan melengkapi administrasi yang dibutuhkan nantinya.
Disisi lain Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua yang akan diselenggarakan di Tanah Papua dimana Venue Cabor Gulat bertempat di Kabupaten Merauke, pada tahapan saat ini berada pada proses penyelesaian pembangunannya dan juga melengkapi peralatan yang akan dibutuhkan selama PON Cabang Olahraga Gulat berlangsung.
Sementara itu Ketua Harian PGSI Papua Benny Krey menyampaikan bahwa dalam melengkapi kebutuhan dalam penyelenggaraan PON Papua, maka secara organisasi PGSI Papua tetap melakukan koordinasi secara rutin bagi Pengurus Pusat PGSI dan juga KONI dalam hal-hal teknis menjelang pelaksanaan PON nanti, Benny Krey juga menambahkan bahwa selaku ketua harian, dirinya ditugaskan juga untuk menyelesaikan kepengurusan Pengcab PGSI di Kabupaten/Kota agar konsolidasi organisasi yang terbentuk tersebut berdampak positif bagi PGSI Papua terutama dalam menyiapkan Atlet dalam PON maupun event-event lainnya baik secara regional, nasional dan internasional.
Prestasi Gulat Papua semenjak sepeninggalan dua legenda Gulat Papua yakni Yance sada dan Robert Kekri (Alm) grafik prestasi gulat Papua menurun sampai di Pon Kalimantan Selatan, hal tersebut saat ini menjadi tanggung jawab berat bagi pengurus PGSI Papua, hal tersebut tidak hanya soal kepengurusan melainkan kebutuhan sarana prasarana penunjang, kebutuhan SDM baik Pelatih dan Wasit kebutuhan akan suatu sistem organisasi yang sehat, semua hal tersebut merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya dan juga terkait kesejahteraan para atlet yang juga membutuhkan perhatian dari pemerintah.
Diakhir wawancaranya Yopi murib menyampaikan bahwa dirinya bertekad membangkitan kembali semangat Gulat yang dimiliki Yance Sada dan Robert Kekri (Alm) yang dulunya, jika mau masuk dalam event Gulat di indonesia terutama para atlet gulat sudah runtuh nyalinya saat mendengar nama mereka, dan saya akan mensentralisasi penjaringan berdasarkan kelompok suku pada masing-masing wilayah adat yang memiliki karakteristik fisik mumpuni untuk bisa dibina menjadi atlet gulat profesional di Tanah Papua, sehingga dirinya sangat mengharapkan dukungan semua pihak untuk mencapai tujuan yang disampaikan tersebut.