Prof. Mukri : Rumah Makan Tetap Jaga Etika Dibulan Ramadhan

BANDAR LAMPUNG -(deklarasinews.com)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung tidak akan mempersoalkan ihwal operasional rumah makan atau restoran siang hari selama Ramadan 2022/1443 Hijriah.

Ketua Umum MUI Provinsi Lampung, Prof KH Mohammad Mukri mengatakan, pernyataan tersebut tentunya harus diiringi sikap selaku pemilik usaha baik rumah makan atau restoran, untuk dapat menghormati umat Muslim tengah melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

“Saya kira rumah makan ditutup selama Ramadan itu tidak ada dasarnya, tapi jelas mereka buka (tetap jualan) juga harus ada etikanya. Apalagi, mayoritas negara kita hampir 90 persen agam Islam, termasuk di Lampung,” kata Prof Mukri, Seperti di lansir dari laman IDN Times pada Selasa (29/3/2022).

Pertama kata Prof. Mukri yakni, pelaku usaha di minta ikut menjaga suasana ramadan. “Etika dimaksud tersebut sejatinya sudah cukup dipahami oleh para pemilik usaha. Itu seperti halnya tidak memamerkan hidangan atau menutupinya dengan tirai hingga mengatur jam operasional lebih dimundurkan” jelasnya.

Tujuannya, masih kata Prof.Mukri demi menjaga suasana agar tidak memantik atau mengganggu umat Muslim tengah berpuasa, terutama mereka yang lebih banyak beraktivitas di jalan raya.

“Saya kira sekali lagi kita tetap harus saling menghargai, semua hal ini itu ada caranya, ada teknisnya yang jelas jangan sampai hal-hal demikian justru menganggu ibadah puasa dan selalu kedepankan etika,” kata dia.

Kedua, sarana alternatif masyarakat. Rumah makan atau restoran tersebut buka ini juga bisa bermanfaat atau menjadi sarana alternatif untuk sebagian kelompok masyarakat.

Tak hanya bagi warga nonmuslim, melainkan manfaat ini juga bagi umat muslim tengah berhalangan melaksanakan ibadah puasa Ramadan hingga mereka berhalangan menyiapkan santapan saat berbuka puasa.

“Tiap orang yang membeli makanan juga kan bukan cuma dimakan saat siang hari, bisa jadi karena dia bekerja sehingga tidak sempat memasak jadi beli hidangan siap saji. Ya, tentu boleh-boleh saja,” kata Ketua PBNU ini.

Ketiga, masyarakat Lampung di nilai sangat dewasa menyikapi, umumnya masyarakat Provinsi Lampung sudah cukup dewasa dan bijaksana dalam hal menyikapi permasalahan-permasalahan hingga silang pendapat terhadap hal-hal serupa.

Meski demikian, dirinya turut berharap pelaksanaan tiap ibadah pada bulan suci Ramadan tahun ini berjalan dengan hikmad dan penuh dengan keberkahan.

“Dengan datangnya bulan Ramadan tahun ini, mari kita saling memaafkan dan semoga kita dapat selalu diberikan keberkahan Allah SWT,” tandas mantan Rektor UIN Raden Intan tersebut.(*)

Tinggalkan komentar