PAGARALAM -(deklarasinews.com)- Pengelolaan hutan sebagai penyangga keseimbangan alam, sirkulasi oksigen oleh kita sebagai manusia, terutama petani haruslah dilakukan dengan cermat dan optimal. Karena bila dilakukan serampangan bukan tidak mungkin apa yang dirasakan saat ini tidak bisa diwariskan kepada generasi mendatang. Seperti diketahui, kawasan hutan di Pagaralam masih terjaga dengan baik, selain juga ada yang disebut dengan hutan adat.
Berkaitan dengan hutan, kepala KPH X Dempo Herry Mulyono dalam sambutannya saat silaturahmi dengan kelompok pengelola hutan kemasyarakatan (HKM) menjelaskan, semua kelompok HKM, hutan adat diundang. Kelompok kelompok ini ada yang bergerak di kopi, wisata dan lainnya. Juga hadir dari ormas Brigade. HKM merupakan kegiatan sosial yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Dan pada prinsipnya kembali ke hutan.”pengelolaan nya selama 35 tahun dan setiap 5 tahun akan dievaluasi oleh KPH.”terangnya. Dan hutan yang sudah terlanjur dibuka jangan ditambah lagi,”ingatnya.
Senada dengan penyampaian kepala KPH X Dempo, PJ.Walikota Pagaralam Lusapta Yudha Kurnia menyatakan, dalam diri kita harus terpatri tidak ada lagi pembukaan hutan.’cukup lah sudah, jangan tambah lagi pembukaan hutan.
“karena bila terus dibuka akibatnya akan terjadi banjir, longsor, udara yang pengap dan tidak sehat,”urainya.
Kita di Pagaralam ini sangatlah beruntung, karena udara yang kita hirup masih segar bila dibandingkan dengan daerah tetangga. Karenanya kondisi ini harus kita jaga.
Sementara anggota DPRD Provinsi Sumsel, Alfarenzi Panggarbesi dalam kesempatan ini menambahkan, memang lah kelestarian hutan menjadi tanggung jawab kita semua. Dan saat reses ini akan ditampung aspirasi masyarakat untuk ditindaklanjuti,”urainya.
Pada acara silaturahmi ini terjadi interaksi antara masyarakat dengan pemangku jabatan. Acara ditutup dengan makan siang bersama di kantor KPH X Dempo. (Rep)