Minim Literasi, PDAM TB DIdesak Buka Keran Informasi Keberadaan PT AKT

TANGERANG -(deklarasinews.com)- DPRD mendesak pemerintah kota Tangerang untuk membuka seluas – luasnya informasi terkait investasi PT. Air Kota Tangerang senilai 1.9T yang digadang gadang dapat membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)  dengan kapasitas 2.750 liter per detik.

Hal tersebut dinilai perlu lantaran saat ini informasi terkait keberadaan dan fungsi PT. AKT menjadi sorotan dan membuat kegaduhan dikalangan aktifis dan penggiat sosial dikota Tangerang terbilang minim.

“Sebelumm kegaduhan ini semakin menjadi jadi, ada baiknya pemkot dan PDAM TB membuka informasinya kepada masyarakat secara menyeluruh sehingga hal – hal negatif yang berkaitan dengan hal tersebut dapat terang benderang,”kata Andri Septian Permana, Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang kepada wartawan Selasa (22/4/2025).

Politisi PDI- Perjuangan tersebut juga mengaku belum mendapatkan informasi literasi yang menyeluruh dan akurat terkait investasi yang dilakukan PDAM Tirta Benteng dan PT AKT saat disinggung wartawan terkait keberadaan PTKAT untuk Pengembangan jaringan distribusi SPAM Zona 2 & 3 yang diterbitkan oleh PERUMDA Tirta Benteng pada tanggal 15 Desember 2023.

“Belum tau, belum liat PKS nya (Perjanjian Kerjasama-red),”kata Andri singkat.

Untuk diketahui,  DPRD Kota Tangerang didesak untuk mengkaji ulang MoU PDAM Tirta benteng dengan PT Air Kota Tangerang (AKT).

Desakan tersebut mencuat lantaran PT Air Kota Tangerang (AKT) dinilai sebagai perusahaan serampangan lantaran disinyalir tidak memiliki sarana dan infrastruktur pendukung yang jelas

“AKT itu barangnya mana ?, kantornya aja ngga jelas apalagi gudangnya, investasi 1.9 triliun barangnya ada ngga ada, sementara PDAM TB itu udah kerjasama dengan PT Moya kenapa ngga pakai MoYa  aja yang udah jelas barangnya punya, inikan jadinya kayak omon – omon gitu,” kata Hilman Santosa Koordinator Poros Tangerang Solid kepada wartawan Kamis (17/4/2025).

Disisi lain, Hilman juga mempertanyakan bentuk investasi PT Air Kota Tangerang (AKT) senilai triliunan rupiah tersebut yang dinilainya sedikit janggal.

“Itu bentuknya duit atau barang, kalau berbentuk duit artinya kan kalau duitkan dia ngasih pinjaman, kalau ngasih pinjaman mending ke BJB atau Bank Banten,” kata Hilman.

Hilman menila jika memang PT Air Kota Tangerang menginvestasikan uang untuk pembangunan jaringan air bersih di Zona dua dan tiga hal tersebut tidak dapat disebut sebagai investasi akan tetapi lebih ke arah meminjam modal.

“Ya kalau minjemin duit mau hasil atau mau lebih dari pinjaman uang itumah kalau bukan rentenir namanya ya apalagi?,” ungkap Hilman.

Ia memaparkan, Berdasarkan data yang dia punya, jaringan instalasi air di zona dua dan tiga yang saat ini berproses dituding tidak dilaksanakan dengan baik sehingga ia berpendapat PT Air Kota Tangerang (AKT) dituding hanya menjadi beban bagi PDAM Tirta Benteng dan Pemerintah Kota Tangerang.

“Itu pembangunan jaringan aja empot – empotan ngga beres beres, dijalan Koang dan Ks Tubun udah jalan ancur kerjaan ngga jelas,” ungkap Hilman geram.

Hal tersebut, masih menurut Hilman, kondisi itu diperparah dengan kurangnya pengawasan dari PDAM Tirta benteng sehingga kerusakan yang dtimbullkan.