KEP. YAPEN – (deklarasinews.com) – Kepada peserta Wabinar International Agama-agama Abrahamik ucapan puji syukur senantiasa di panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa melanjutkan Webinar keempat tahun 2021 ungkap Pak Menag, Jakarta 18/01/2021.
Melalui pers realis Menag RI, bahwa dengan ungkapan Shalawat dan salam, saya haturkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, karena atas jasa Beliaulah, saya sebagai seorang muslim diajarkan untuk selalu melihat sesama makhluk Tuhan dengan pandangan kasih sayang dan terus memanusiakan manusia ungkapnya.
Ini ajaran terpenting dan selalu menjadi ukuran sekaligus titik tolak kami dalam bertindak, bersikap, dan mengambil segala keputusan. Hadirin, peserta webinar yang berbahagia, Webinar kali ini merupakan rangkaian dialog antar agama-agama Abrahamik sejak tahun 2020 yang lalu tuturnya.
Pada dialog tersebut telah disepakati bahwa “Tugas utama kita adalah mencari titik-titik temu sebagai keluarga besar agama-agama Abrahamik untuk dapat bekerja sama demi perdamaian dan kemajuan peradaban manusia” tegas menag.
Setelah tiga kali webinar agama-agama Abrahamik, seharusnya bagi kita sudah jelas, dari perspektif agama maupun historis, ketiga agama Abrahamik ini hadir untuk membawa rahmat bagi seluruh makhluk.
Tantangannya tentu saja bagaimana mengembangkan sikap saling memahami dan mengatasi berbagai kesalahpahaman di antara umat ketiga agama besar ini. Hari ini pada seri ke-4 Webinar, ada baiknya kita ajukan pertanyaan untuk diri kita sendiri, bagaimana kita akan mewariskan upaya-upaya mencari titik temu yang menjadi tugas bersama bebernya.
kita ini kepada generasi baru penganut agama-agama Abrahamik yang tumbuh di era digital? Ini pertanyaan sekaligus pekerjaan yang menurut saya tidak mudah. Pada konteks ini, topik Webinar “Membangun Saling Memahami Antara Muslim, Kristen, dan Yahudi Sebagai Keluarga Abrahamik Melalui Pendidikan” sangat tepat untuk memulai rangkaian dialog tahun 2021 ini.
Visi mencari titik temu di antara umat ketiga agama Abrahamik ini harus diiringi langkah-langkah konkret untuk mencapainya, terutama melalui jalur pendidikan. Gagasan merawat kehidupan yang damai dan rukun harus terus diajarkan pada unit-unit pendidikan kita, sejak unit terkecil di lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, hingga di sekolah-sekolah dan kampus-kampus.
Tema Webinar kali ini juga berkaitan dengan visi Kementerian Agama Republik Indonesia yang sekarang saya pimpin. Pertama, adalah kita harus mengembalikan fungsi agama kepada khittahnya, yaitu agama sebagai sumber inspirasi, sebagai sumber kasih sayang, sebagai sumber kebaikan dan perdamaian.
Agama tidak lagi boleh menjadi sumber atau norma konflik dari perbedaan perbedaan yang ada. Agama harus dijauhkan untuk dipergunakan sebagai senjata politik untuk meraih kekuasaan dan kepentingan lainnya, karena itu hanya akan menjauhkan esensi agama dari tujuan yang sebenarnya.
Agama selalu bertujuan untuk memperbaiki peradaban, memperbaiki keimanan, memperbaiki akhlak; sebagaimana di agama saya, agama Islam, mengajarkan itu. Islam diturunkan untuk menyempurnakan akhlak manusia, yang artinya pada gilirannya nanti akhlak yang tersempurnakan ini akan menjadi atau membuat peradaban kita menjadi jauh lebih baik.
Kedua, pentingnya kita mengembangkan trilogi persaudaraan, yaitu merawat persaudaraan sesama pemeluk suatu agama, memelihara persaudaraan sesama warga bangsa dan memupuk persaudaraan sesama umat manusia. (zack)