YAPEN -(deklarasinews.com)- Yan Permenas Mandenas putra asli Papua asal Kabupaten Kepulauan Yapen pulau Kurudu dari Partai Gerindra, sosok anak muda yang saat ini menjadi sorotan publik ketika melihat setiap kali sidang bersama menteri terkait bahkan sesama rekan rekan DPR RI di Senayan, selalu tak berhenti untuk memperjuangkan aspirasi dari masyarakat Papua asal wilayah Dapilnya.
Sosok yang langka ini kembali melakukan reses ke tanah Papua dan kali ini dirinya melakukan reses di kampung halamannya negri yang pernah membesarkannya Kabupaten Kepulauan Yapen, walaupun di masa sekolah, yang sempat dirinya beberkan pada saat serap aspirasi masyarakat bahwa dulu sekolah, malam hari menggunakan pelita untuk belajar namun semangat untuk belajar mengejar masa depan tak pernah berhenti di pulau nanjau Kurudu”.
Hal tersebut membuat dirinya terus semangat memperjungankan pendidikan dan kesehatan di tanah Papua, tak ingin lagi hal yang terjadi terhadap dirinya di alami lagi oleh generasi emas Papua saat ini dan hari esok juga generasi emas akan datang.
Reses YPM, ke Rumah Sakit Umum Daerah Serui (RSUD) setelah usai serap aspirasi masyarakat dan guru guru di SMP Serui Laut, bersama Pj. Bupati Cyfrianus Y .Mambay, Sekda Erny R. Tania serta Forkopimda yang didampingi Direktur RSUD Serui dr. Jhonny B. Abaa, M.Kes, setelah melihat Fasilitas RSUD, Yan P. Mandenas memberikan sejumlah keterangan terkait kondisi RSUD Serui.
Dalam keterangan persnya bahwa akan mendorong pemerintah pusat lewat Badan Anggaran Pembangunan Kesehatan di Papua, karena tidak bisa kita berikan beban ini kepada Kabupaten,
“saya akan dorong alokasi anggaranya lebih besar untuk melengkapi pembangunan gedung juga Alkes agar bisa dibantu dari pusat sedangkan operasionalnya dengan pembiayaan Dokter dan lainya bisa di tangani pemerintah daerah seperti ini yang bisa membantu”
Lanjut Mandenas, karena sorotan kita salah satunya lewat pendidikan dan kesehatan jika alokasi anggaran terbatas, sehingga saya yakin walaupun anggaran 141 milyar di bagikan ke beberapa SKPD pasti uang tidak cukup, apalagi kurs kita naik harga barang pun juga naik, rumah sakit yang besar seperti ini dan sudah puluhan tahun di bangun perlu ada pembangunan gedung lagi yang layak.
“Alkes juga perlu di isi, hal ini akan kami bicarakan dengan baik bersama pemerintah pusat supaya bangunan dan Alkes bisa di bekap karena makan biaya yang cukup besar di perkirakan alokasi anggaran di atas 100 milyar”.
Sementara itu, Mandenas juga mendapat laporan terkait obat Malaria ini ternyata bergantung semua di dinas Kesehatan, menurutnya regulasi ini apakah dari pusat atau bagai mana sehingga obat Malaria tersebut jangan sampai ada batasan rumah sakit bisa harus beli obat Malaria menangani Pasien apa lagi di Papua ini langganan penyakit malaria, bebernya.
Kata YPM, banyak angka kematian di Papua ini akibat penyakit malaria, sehingga tanpa pemerintah daerah, propinsi dan pusat saya pikir urusan persolan pendidikan, kesehatan di Papua bisa kurang normal, ucap Anggota DPR RI Asal Pulau Kurudu ini (GM).