PALEMBANG -(deklarasinews.com)- Hari ini diadakan Pembukaan Hajatan Pekan Adat, bertempat di situs Bukit Seguntang Palembang, diikuti oleh seluruh adat di Indonesia ditambah adat India dan China, Kamis (12/11).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Selatan Bapak Aufa Syahrizal dimintai keteranganya atas kegiatan Pekan adat, ini adalah awal dari mengangkat kearifan lokal yang ada di Sumatera Selatan, kenapa dilaksanakan di Bukit Seguntang karena Bukit Seguntang adalah tempat yang memiliki sejarah Melayu yang kuat, Malaysia dan Singapura. Untuk itulah kegiatan ini dilaksanakan di Bukit Seguntang ini.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan mensupport dan melaksanakan sesuai perintah Gubernur dalam upaya melestarikan budaya Sumatera Selatan.
Kerukunan Budaya yang mana kita ketahui Sumsel ini menjadi tempat seluruh budaya yang ada di Indonesia, di Sumsel ada 59 (lima puluh Sembilan) paguyuban daerah dari Sabang sampai Merauke, maka Sumsel menjadi miniatur Indonesia.
Ketua Paguyuban Nusantara Sumsel diketuai oleh Bapak Syahrial Oesman, ujar beliau.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru dalam sambutannya dan sekaligus membuka acara Pekan Adat mengatakan budaya asing yang ada di Sumsel seperti India, Arab dan China kita harus terima sebagai khazanah kebudayaan yang menjadi kekayaan bagi kita.
Disetiap kegiatan kita jangan pernah tinggalkan satu pernik pun yang bernadakan adat, baik kesenian lagu, tari, pantun dan lain lain, banggalah menjadi orang Sumsel dengan adat istiadatnya. Perilaku harus mencerminkan budaya Sumsel, ujarnya.
Beliau mengatakan kegiatan ini sengaja diadakan di Bukit Seguntang agar kita sama sama me remind apa yang dicita-citakan leluhur kita, tanpa kita sadari sedikit demi sedikit kita telah meninggalkan adat budaya dan yang paling saya khawatirkan adalah perilaku sudah melenceng dari identitas sebagai orang Sumatera Selatan.
Semoga dalam acara ini kita kembali mencintai budaya kita asli Sumatera Selatan dengan keaneka ragaman budaya dan bahasanya, pungkasnya.
Kegiatan ini diselenggarakan dari tanggal 12-17 November 2020, diikuti seluruh suku budaya yang ada di Indonesia. (Wanto/Nsy)