PURWAKARTA -(deklarasinews.com)- Desa Linggamukti, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, memperingati hari jadinya yang ke-44 dengan menggelar perhelatan adat Hajat Bumi, Rabu (23/4). Acara yang berlangsung meriah ini menjadi momentum kebersamaan warga sekaligus bentuk rasa syukur atas keberlangsungan hidup dan warisan leluhur.
Perayaan Hajat Bumi tidak sekadar menjadi tradisi tahunan, melainkan juga refleksi atas perjuangan para pendiri desa. Aroma sesaji dan kuliner khas daerah memenuhi udara, sementara gelak tawa serta kebersamaan warga menciptakan suasana yang hangat dan penuh makna.
Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia memberikan apresiasi tinggi dan menyebut Hajat Bumi Linggamukti sebagai perayaan yang “keren” serta patut ditiru oleh desa-desa lain.
“Hajat Bumi adalah momen untuk mengenang perjuangan para leluhur. Bayangan cangkul yang membelah tanah, keringat yang membasahi dahi, dan semangat juang yang membara, semua tergambar dalam setiap kisah yang diwariskan,” ujar Bupati yang akrab disapa Om Zein.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya ritual budaya, melainkan sarana memperkuat nilai gotong royong dan persaudaraan. “Hajat Bumi merekatkan seluruh elemen masyarakat dalam satu ikatan kebersamaan,” tambahnya.
Om Zein juga berharap semangat ini terus dijaga dan menjadi inspirasi bagi desa lain dalam melestarikan budaya lokal serta memperkuat solidaritas sosial.
Tokoh masyarakat sekaligus anggota DPRD Kabupaten Purwakarta, Zyusef Gusnawan atau Kang Zyusef, turut memberikan pandangannya. Ia menyebut Hajat Bumi sebagai wujud syukur masyarakat atas keberkahan yang diterima desa, dan menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai guyub, rukun, dan tolong-menolong (sareundeuk saigel sabobot sapihanean).
Kehadiran Bupati, menurutnya, menjadi penyemangat tersendiri bagi warga serta mencerminkan dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya.
“Hajat Bumi bukan hanya seremonial, melainkan momentum memperkuat rasa memiliki terhadap desa dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri bangsa,” ujar Kang Zyusef.
Perayaan Hajat Bumi ke-44 ini diharapkan dapat menjadi contoh pelestarian tradisi yang menginspirasi desa-desa lain di Kabupaten Purwakarta. (DR)