SOLO -(deklarasinews.com)– Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) merupakan program penumbuhan kepemimpinan aktivis mahasiswa untuk membentuk anak muda calon pemimpin bangsa yang Berintegritas, Cendekia, Transformatif, dan Melayani Masyarakat. Kehadiran BAKTI NUSA tak hanya membangun ekosistem inklusif yang berdaya, tetapi juga berdampak pada pembaruan tatanan sosial masyarakat kontemporer berkelanjutan.
Pada Sabtu (21/01) BAKTI NUSA menggelar Future Leader Challenge (FLC) 2023 daring bertajuk “We Create, Build, Preserve” agar para penerima manfaat BAKTI NUSA bisa menciptakan inovasi, gagasan kebaikan, berorientasi pada pembangunan, kebermanfaatan, KolaborAksi, dan keberlanjutan melalui rangkaian program.
Selama dua hari ke depan para penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 12 akan mengikuti FLC 2023 hybrid (daring & luring) dan akan dibersamai narasumber terbaik seperti Ust. Ahmad Shonhaji, Direktur Dakwah, Budaya, Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa; Ust. Herman Budianto, GM Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa; Mulyadi Saputra, Kepala LPI DD; Bayu Candra Winata, Kepala Rumah Pembaharu; Adnan Fatron, CEO Mudif Consulting; Adhika Widya Sena, Direktur HRD P&G; Amidun Amin, CEO Biomagg Indonesia; Syafi’ie el Bantanie; dan masih banyak lagi.
FLC merupakan orientasi dan konsolidasi awal bagi 50 aktivis calon pemimpin masa depan dari 14 kampus besar di Indonesia (USU, UNAND, UNSRI, UI, IPB, ITB, UNPAD, UNS, UGM, ITS, UNAIR, UB, UNHAS, dan UNUD). Bayu Candra, Head of Rumah Pembaharu, menyampaikan jika menjadi keluarga besar BAKTI NUSA merupakan keistimewaan yang perlu dipertanggungjawabkan, karena ia lahir dari rahim kemanusiaan lembaga filantropi DOMPET DHUAFA. Diharapkan FLC 2023 dapat mempertemukan ragam perspektif, mengokohkan orientasi, dan mendorong para aktivis menelurkan berbagai kebermanfaatan di masyarakat.
“Menumbuhkan dan menguatkan kualitas kepemimpinan anak-anak muda tidak bisa instan, perlu berbagai rangkaian proses pembentukan yang diikhtiarkan, kesabaran, dan daya tahan. Oleh karena itu, meluruskan orientasi, menemukan alasan di setiap geraknya menjadi keharusan bersama” ungkap Bayu.
Ia menambahkan, FLC diyakini mampu menyegarkan wawasan kepemimpinan, mengokohkan nilai kemanusiaan, menguatkan kolaborasi dan sinergi, serta mengembangkan sikap keterbukaan untuk terus bertumbuh dan bermanfaat menebar berbagai kebaikan di bumi Indonesia. (BC).